Rabu, 06 April 2011

memberi kepada orang yang tepat

sewaktu masih sd kelas 6, saya mendapat tugas untuk mendistribusikan beras dari pengumpulan zakat fitrah. untuk dibagikan pada masyarakat di sekitar sekolah. bersama teman-teman kurang lebih lima orang kami berkeliling membagikan beras yang sudah dalam timbangan seberat 2,5 kg. kami hanya mendistribusikan sesuai dengan daftar nama yang telah diberikan oleh guru agama kami.

keluarga pertama yang kami beri zakat fitrah, memang layak menerimanya. Keluarga kedua sesuai daftar juga masih bisa dibilang layak. rumah ketiga menanyakan kepada kami apa benar mereka yang berhak menerimanya, tetapi mereka menerima juga. aku juga heran dengan daftar ini.

daftar ini banyak yang tidak layak untuk diberikan zakat fitrah. tapi kami hanya mendistribusikan, tidak bisa apa-apa. sementara kami melewatkan banyak keluarga yang layak tapi malah tidak ada dalam daftar sama sekali. malah ada satu keluarga yang bisa dibilang paling miskin dengan rumah yang hampir roboh malah tidak mendapat sama sekali. aku sedih menyaksikan ini. hatiku terenyuh. kenapa bisa begini?

setelah kami menyelesaikan tugas, kami masing-masing menerima sebungkus beras 2,5 kg. aku gembira sekali. aku langsung lari menuju rumah yang hampir roboh dan terlewatkan itu. ku ketok pintunya. terbuka. kulangkahkan kaki menginjak lantai tanahnya. salam aku ucapkan.

mengutarakan maksud kedatanganku, dia diam terpaku, mengucapkan terima kasih. akhirnya aku tahu bahwa di rumah itu tak ada tanda-tanda bahwa besok akan merayakan idhul fitri. tak ada tanda-tanda keluarga ini mempersiapkan masakan untuk esok hari.

aku tak tahu apa yang terjadi pada hari idhul fitri dengan keluarga itu, karena aku sendiri benar-benar lupa, karena aku sibuk merayakan kemenangan idhul fitri yang kunanti dan kudambakan ketika aku masih kecil.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar