Kamis, 14 April 2011

perjalanan istimewa

Malam ini, saya udah menyetel alarm pada handphoneku. Alarm 1 pada pukul 03.00 dan alarm 2 pada pukul 03.30. Sengaja saya membuat dua alarm. Sebab kadang secara refleks tangan langsung mematikan alarm tanpa mengingat tujuan alarm itu. Jadi untuk jaga-jaga kalau alarm pertama tidak berhasil membangunkanku, maka saya juga menyiapkan alarm berikutnya.

Betul saja pas jam 03.00 aku terbangun dan lansung mematikan alarm, meskipun aku tahu bahwa aku harus bangun, karena mata masih ngantuk, aku tertidur lagi. Alarm kedua membangunkanku, melihat jam dinding dan kupaksakan bangun. aku merasa punya sedikit waktu untuk cepat bergegas ke BTC Pasteur. Pagi itu saya mesti ke bandara untuk perjalanan ke kalimantan. Dengan waktu setengah jam yang aku miliki saya harus mandi, mempersiapkan tas bawaanku dan pergi ke pool travel.



Sebenarnya pesawatku jam 10 pagi, tapi karena jarak Bandung Jakarta setidaknya memerlukan 3,5 jam perjalanan dan check in biasanya satu jam sebelum keberangkatan, maka biasanya travel yang mengantarkan menuju bandara menganjurkan untuk berangkat 5 jam sebelum take off.

Setelah mandi dan membereskan barang yang aku bawa, saya mengambil wudhu untuk sholat nanti setiba di pool travel di BTC. Saya menggunakan feeder untuk ke BTC Pasteur, kebetulan pool travel dekat rumahku belum melayani rute ke bandara secara langsung, jadi mesti di antar ke BTC Pasteur. Saya menggunakan Cipaganti Travel.

Saya berangkat jam 04.00 dari pool travel dekat rumah dan tiba di BTC Pasteur kurang lebih pukul 04.15. Setelah sang sopir membukakan pintu mobil feeder seperti biasa saya memberi tip ke dia tidak besar hanya sepuluh ribu perak, meskipun sebenarnya tak ada kewajiban, tetapi itu merupakan bentuk terima kasihku pada dia yang telah mengantarkanku di pagi yang dingin itu. Terima kasih yah mang.

Setelah sebentar ke mesin ATM untuk mengambil uang tunai, saya langsung menuju ke loket pembayaran travel cipaganti. Saya mau membayar ongkos travel sebesar Rp 115.000 atas pesanan seat yang aku pesan dua hari yang lalu. Sebelum transaksi terjadi, kasir travel menawarkanku 'apakah aku mau menggunakan yang VIP', aku berpikir sebentar. Saya katakan ya. Ongkos VIP memang lebih mahal tapi nyaman. Ongkos VIP sebesar 200.000 perak. Selisih sebesar 85.000 perak. Dalam hati, sekali-kali saya ke Bandara Sukarno Hatta dengan mobil Alphard, sementara armada reguler biasanya menggunakan Hyundai MPV atau Kia Travelo. Meskipun ini bukan yang pertama setidaknya saya dua kali menggunakan layanan VIP ini. Lebih nyaman.

Jadwal keberangkatan pukul 04.45, karena tersisa waktu masih setengah jam, saya menuju ruangan kecil yang digunakan sebagai mushola (menurutku sih kurang layak untuk dijadikan sebagai mushola) tapi apa boleh buat. Semoga para pengusaha di Indonesia dapat menyediakan mushola yang layak bagi para pelanggannya, saya berdoa. Waktu subuh sebentar lagi. Setelah memasuki waktu, saya menunaikan sholat subuh.

Sesuai jadwal saya masuk ke mobil Alphard, rasanya memang lebih nyaman ketika memasuki mobil ini. Dan mobilpun meninggalkan BTC Pasteur, yang ada di dalam mobil hanya aku dan sopir. Ya hanya berdua saja. Waduh perasaanku seperti mendadak jadi orang kaya menggunakan Alphard dan di sopirin lagi. Merasa jadi orang kaya..., begini rupanya jadi orang kaya itu yah... dalam hati.

Karena mata masih mengantuk, saya mulai tertidur. Namun saya berharap sebelum tidur, mudah-mudahan memasuki Jakarta dengan agak macet sedikit, biar aku berada di mobil ini lebih lama. (maklum.....jarang sekali keadaan seperti ini). Sepanjang perjalanan aku tertidur, suspensi mobil ini sangat halus sehingga tidak berasa ada goncangan meskipun melewati badan jalan yang ngga rata.

Saya terbangun ketika mobil memasuki pintu tol bandara (tol sedyatmo), kulihat jam di mobil menunjukkan pukul 07.20. Walah cepet sekali jalannya mobil ini. Saya belum sempat menikmatinya tiba-tiba dah nyampe di Bandara. Dan tidak berapa lama kemudian di terminal 1A saya turun. Terima kasih saya ucapkan ke sopir.

Karena tidak ada yang ditunggu, saya langsung ke counter Check in. Sebelum check in saya selalu menyempatkan diri membaca nama penjaga yang ditempelkan di dada pegawai counter tersebut. Sambil menyapa namanya 'Halo Mba Eva, saya mau check in, masih ada seat yang di emergency? Kenapa milih yang emergency, yah bagi para penumpang pesawat kelas ekonomi seperti saya ini, mendapatkan kursi emergency berarti dapat leluasa duduk. karena jarak antara kursi lebih lebar dibandingkan kursi lain. jadi dengkul ngga kesangkut sama kursi depan. Dengan senyum manis Mba Eva mengangguk ya. Masih ada. Mau di jendela atau lorong. Saya pilih seat yang di lorong. Biar gampang dan tidak menggangu orang lain kalau terjadi keadaan darurat pada saluran pembuanganku. he he he.

Selesai check in, saya menuju lounge bandara. Kartu kredit ku hanya mendapat fasilitas pemotongan 50%, tapi alhamdulillah karena dengan charge 35000 perak saya dapat makan sepuasnya. Apalagi dari rumah emang belum sarapan. Tepat pukul 09.25 saya boarding. Melewati mba penjaga kotak PMI bertuliskan 'BANTULAH KAMI' saya mendekat. Menyerahkan dua lembar uang sepuluh ribu dan lima ribu. Saya dapat ucapan terima kasih. Saya senang. he he he betul loh.

Ketika memasuki ruang tunggu, penumpang dengan tujuan sama dipersilahkan naik pesawat, saya nyambung antrian dibelakangnya. Saya menempati kursi 21D. Ada satu hal yang terlupakan, yaitu tidak sempat membawa buku bacaan. Duh.. Iseng tanganku merogoh kantong kursi yang ada di depanku, ternyata ada majalah News week. Mungkin punya penumpang sebelumnya yang ketinggalan. Jadilah majalah itu menemaniku sepanjang perjalanan menuju Balikpapan.

Mendarat di Bandara Sepinggan pukul 13.02. Menuju ruang kedatangan sambil menyalakan handphone yang tadi memang dimatikan. mematuhi peraturan penerbangan, yang tidak boleh menyalakan handphone di di dalam pesawat. Eh tiba-tiba handphone berdering, menanyakan keberadaanku di mana. Saya jawab di Bandara Sepinggan. Lawan bicaraku ternyata juga kebetulan lagi di sepinggan.

Saya yang tadinya hendak menyewa taxi, akhirnya diantar dia menuju ke tujuan di Balikpapan. Sebelumnya kami mampir di Balikpapan Super Blok, temanku mengajak makan siang dulu. karena perutku juga sudah mulai lapar saya menyetujuinya. Jadilah aku ditraktir makan di Solaria.

Terima kasih yah. atas tumpangannya. atas traktirnya.

Terima kasih Allah atas segala yang engkau berikan kepada ku hari ini. Karena engkau selalu memberi maka aku juga mau terus belajar memberi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar