Sabtu, 02 April 2011

Sedekah dengan memberi pinjaman

Memberikan pinjaman kepada orang terlilit utang yang mengalami kesulitan dalam membayar utang juga bisa dikatakan bersedekah.

Rasulullah SAW bersabda :
" Barangsiapa memberi tempo waktu kepada orang yang berhutang yang mengalami kesulitan membayar hutang, maka ia mendapatkan sedekah pada setiap hari sebelum tiba waktu pembayaran. Jika waktu pembayaran telah tiba kemudian ia memberi tempo lagi setelah itu kepadanya, maka ia mendapat sedekah pada setiap hari semisalnya." (Shahih : HR Ahmad (V/351, 360)

Dari Ibnu Mas'ud r.a. bahwa Rausulullah SAW bersabda :
"Setiap pinjaman adalah sedekah." (Hasan lighairihi: HR Ath-Thabrani dalam al-Mu'jamul Ausath (no.3522)

Dari Abu Umanah r.a. dari Nabi SAW, beliau bersabda:
"Ada seorang laki-laki yang masuk surga lalu ia melihat di pintunya tertulis : satu sedekah diganjar sepuluh yang semisalnya dan pinjaman diganjar dengan delapan belas (yang semisalnya)." (Hasan : At-Thabrani dalam almu'jamul Kabiir (VIII/249, no 7976)

Jumat, 01 April 2011

mengutamakan saudaranya

Pernah suatu malam, ada tiga puluh lima orang yang berkumpul di majelis Abul Hasan Al-Anthaky. Tepatnya di sebuah desa dekat kota Rayy. Saat itu yang menjadi hidangan mereka hanyalah beberapa potong roti yang tidak cukup untuk mereka semua.

Kemudian mereka memotong roti-roti itu biar cukup untuk banyak orang. Kemudian lampu dimatikan, lalu mereka duduk bersama untuk memakan hidangan yang ada. Ketika mereka sudah beranjak dari makan, dan makanan dikemasi, rupanya piring-piring yang ada tidak berkurang sedikitpun isinya. Seluruh hadirin tidak ada yang memakan roti tersebut, satu sama lain lebih mengutamakan saudaranya.


sumber: Al Ihya, 3/273

Pesan moral presiden

Pada acara pembukaan Acara Kadin tadi siang, ada sesuatu yang menarik dari ucapan Pa Susilo Bambang Yudhoyono. Sebelum mengakhiri pidatonya Presiden mengatakan pesan moral dari seorang saya (presiden) yang ditujukan kepada para peserta kadin. "Para pengusaha yang memperoleh rizki diharapkan dapat berbagi kepada yang miskin" baik melalui program CSR maupun program lainnya.

Dengan berbagi presiden mengatakan dapat memberikan kebahagian di dunia dan akhirat. begitulah kira-kira inti pesan moral presiden.

Rabu, 30 Maret 2011

meminta tanpa memberi

jika kita meminta tanpa memberi
meminta yang pertama, dikasih
meminta yang kedua, dikasih tidak sepenuhnya
meminta yang ketiga, dikasih lebih sedikit
meminta lagi dikasih lebih sedikit lagi
sampai pada suatu keadaan permintaannya tak kunjung diberi

jika kita meminta dan memberi
meminta, diberi
kita memberi
meinta lagi, diberi lagi
kita memberi lagi
meminta lagi berulang
kita juga memberi lagi berulang

jika kita meminta dan memberi akan terbentuk aliran yang tidak terputus. lingakaran yang terus berulang tersambung. Mengalir terus tanpa henti. kita mengisi aliran yang kosong dengan pemberian sebelum datang yang kita minta. sehingga chanel itu terus mengalir tak terputus.

Aku punya, tapi tidak memiliki

Kita punya rumah, rumah yang nyaman
Kita punya mobil, layak dikendarai
Kita punya tanah, untuk ditanami
Kita punya sepeda motor
Kita punya perabotan
Kita punya komputer
Kita punya baju
Kita punya persediaan beras

Kita punya anak

Namun,
Kita tidak memiliki
Itu semua titipan Illahi

Itu punya Allah
Engkau titipkan padaku

Jika Allah meminjam, tidakkah kita sepatutnya meinjami
Jika Allah meminta kembali sebagian saja, tidakkah kita sepatutnya memberi.

Meskipun itu semua milik Allah, Allah tetap berjanji kepada kita akan memberi balasan yang berlipat jika kita meminjamkan kembali barang Allah. Allah memberi ganjaran yang tidak terhitung terhadap orang yang mengembalikan sebagian titipan Allah.

Bukankah kita seharusnya.....................

Selasa, 29 Maret 2011

hari ini aku tak berdaya

Hari ini seperti tak berdaya. Mau mbayarin makan sudah dibayarin. Makan pagi di warung pecel dengan menu khas kesukaanku. Di siang hari mau beliin kue buat temen, hanya tersisa niat saja. karena di meja sudah ada kue yang akan aku beli. seperti menjadi orang yang pelit. karena semua teman-temanku yang bayarin. aduh. Eh barusan makan malam degan gado-gado siram surabaya yah dibayarin juga.

Ya, saya ucapkan terima kasih. lain kali saya membalasnya.

Jaddid Imanuka

Perbaharuilah keyakinan kita sekarang juga bahwa bila Allah Ta'ala telah berkehendak, tak akan ada yang bisa bisa menghalang-halangi untuk membatalkannya.

Saling

Aku tersenyum aku dapat senyuman
Aku menerima, aku diterima
Aku menolong, aku ditolong
Aku mengajak, aku diajak
Aku mencari, aku dicari
Aku marah, aku dicerca
Aku licik, aku tertipu

Aku sayang, aku disayang
Aku mencinta, aku dicintai
Aku rindu, Aku ditunggu
Aku berharap, aku terkabul

Aku diam, aku batu
Aku begerak, Alam menyambut

Aku menasehati, suatu saat butuh nasehat yang sama
Aku melempar, suatu saat akan terlempar
Aku berkata baik, banyak kebaikan yang datang

Aku berinfaq, tidak berkurang
Aku bersedekah, aku menerima banyak
Aku berzakat, aku yakin janjimu.

Manfaat Infak

Saya pernah menuliskan judul mmanfaat sedekah, kali ini saya menampilkan manfaat infak
Menurut Muhammad Azhar, lebih lengkap:

1. Meredam kemurkaan Allah.
2. Menghapus khilaf dan kesalahan
3. Menjaga dari neraka
4. Orang yang bersedekah dalam perlindungan sedekahnya di hari kiamat
5. Sedekah adalah obat penyakit badan
6. Infaq adalah obat segala penyakit hati
7. Dengan infaq, Allah menyingkirkan beberapa bala'
8. Memperoleh kebaikan yang hakiki
9. Malaikat akan mendoakan kebaikan baginya setiap hari
10. Pelaku sedekah akan diberkahi hartanya
11. Harta tidak akan abadi selain yang disedekahkan.
12. Allah melipatgandakan pahala bagi orang yang bersedekah
13. Pelakunya dipanggil khusus surga yang dinamai pintu sedekah.
14. Jika sedekah/infaq terhimpun dengan amalan puasa, mengiringi jenajah dan mengunjungi orang sakit, maka pelakunya dijamin surga.
15. Mendatangkan kelapangan hati dan dada
16. Memperoleh kedudukan yang mulia
17. Orang yang rajin bersedekah disejajarkan kedudukannya dengan orang yang piawi membaca Alquran dan mengamalkannya
18. Memenuhi janji antara dirinya dan Allah, dan ia memberesi ikrar yang ia proklamsikan bersama Allah.
19. Sedekah adalah lambang kejujuran seorang hamba dengan keimanannya
20. Sedekah membersihkan harta.

membangun instalasi kebaikan

Dengan melakukan infak atau sedekah berarti kita lagi membangun instalasi-instalasi kebaikan pada orang lain. Ketika orang-orang yang menerima sedekah merasakan faedah dan pertolongan kita, mereka pun tak segan-segan untuk membantu dan menolong kita.

Sebaliknya bakhil sama artinya menyegel instalasi kebaikan yang ada pada orang lain. Sehingga tatkala kita susah, kita juga kesusahan mencari pertolongan dan bantuan.

Allah menolong kita melalui hamba-hambanya.

Senin, 28 Maret 2011

Tingkat kedermawanan

Tingkat kedermawanan dapat dibedakan sebagai berikut:

1. Itsar, merupakan tingkat kedermawanan yang paling tinggi, yaitu jika seseorang sangat mudah mengeluarkan hartanya untuk infak, padahal dia sendiri miskin dan sangat membutuhkan harta tersebut.

2. Dermawan, ia hanya mengeluarkan hartanya yang berlebih kepada seorang yang membutuhkan atau tidak.

Seorang dermawan mengeluarkan harta yang tidak lagi dibutuhkannyya, sedangkan itsar mengeluarkan harta yang dia butuhkan.

Menyadarkan ku.............

"Coba perhatikan keadaan famili dan sanak kerabat anda. jika benar-benar memperhatikannya, niscaya anda tahu bahwa mereka adalah orang-orang yang berhak menerima zakat, tapi anda lalai terhadap mereka."

"Lihatlah betapa banyak yatim piatu di sekitar kita. betapa banyak janda-janda yang sudah ditinggal suami mereka. dan jika kita perhatikan lagi betapa banyak dari anggota keluarga kita, yang setiap akhir tahun sangat memerlukan uang untuk melunasi sewa rumahnya."

Kalimat itu dituliskan oleh Syaikh Abdul Malik Al-Qasim, menyadarkan ku.............

Renungan (Syaikh Abdul Malik Al-Qasim)

Renungkanlah

Orang bakhil menghabiskan umurnya untuk mengumpulkan harta...

Padahal harta itu dihabiskan berbagai peristiwa yang bakal menimpanya,

Atau, orang-orang yang akan mewarisinya setelah meninggal dunia.

Sama seperti ulat sutra yang akan dicekik oleh rumah yang ia bangun sendiri.....

Padahal rumah yang dibangunnya, akan dinikmati orang lain.


(Syaikh Abdul Malik Al-Qasim)

Tiga Keutamaan ibu

Oleh: Virani Akbar

"…Dan hendaklah kamu berbuat baik kepada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya . Jika salah seorang diantara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu, maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia." (QS al-Israa' [17]: 23).

Allah mengajarkan kepada kita agar berbuat baik dan berbakti kepada kedua orang tua. Untuk mengatakan kepada keduanya "ah" ( perkataan yang dapat menyakiti hati keduanya ) saja kita tidak diperkenankan apalagi yang lebih dari itu. Pernah suatu ketika datang seorang laki-laki kepada Rasulullah saw, ia bertanya kepada Rasulullah saw," Ya Rasulullah, siapa dari manusia yang paling berhak aku utamakan? Rasulullah saw bersabda "Ibumu". Laki-laki tersebut bertanya kembali, "kemudian siapa lagi?" Rasulullah saw bersabda, "kemudian ibumu". Laki-laki tersebut betanya kembali, "kemudian siapa lagi?" Rasulullah bersabda, "kemudian ibumu". "Kemudian siapa lagi?" Rasulullah bersabda, "kemudian ayahmu". (HR Muslim ).

Imam Al-Qurthubi dalam tafsirnya "Al-Jami'ul Al-Ahkamil Qur'an" mangatakan bahwasanya hadits tersebut menunjukan tiga kecintaan dan pengorbanan seorang ibu. Ketiga perakara itu, pertama adalah pengorbanan seorang ibu ketika dalam keadaan hamil, kedua adalah pengorbanan ketika melahirkan, dan ketika adalah pengorbanan ketika menyusui serta mendidik anak. Ketiga perkara tersebut dilakukannya seorang diri.

Perkara pertama, hamilnya seorang ibu. Saat seorang ibu hamil tubuhnya menjadi rentan akan 'bahaya'. Berat tubuhnya menjadi dua kali lipat, karena memebawa kita di dalam rahimnya. Hal itu berlangsung kurang lebih selama Sembilan bulan. Kecintaannya kepada kita telah dicurahkannya sejak saat itu, ia selalu mendahulukan keselamatan bayinya daripada dirinya sendiri. Ia tidak pedulikan berat beban tubuhnya yang bertambah karena kehdiran kita di rahimnya.

Perkara kedua, saat ibu melahirkan. Saat-saat inilah yang dinantikan oleh seorang ibu. Saat dimana ia dapat melihat buah hatinya setelah selama kurang lebih sembilan bulan mengandungnya. Namun saat-saat ini juga merupakan saat-saat yang paling beresiko tinggi dalam hidupnya. Karena melahirkan rentan sekali dengan kematian. Tak sedikit ibu yang rela mengorbankan nyawanya demi lahirnya sang buah hati.

Perakara ketiga, saat menyusui dan mendidik. Setelah melewati masa-masa kritis ketika melahirkan. Tugas seorang ibu tidak lantas selesai begitu saja. Ia haruslah menyusui bayinya sebagai makanan pertama si bayi. Dalam benaknya hanya ada bagaimana agar bayinya tumbuh sehat. Paling tidak kebutuhan jasadiahnya terpenuhi. Setelah lewat masa menyusi dan bayinya tumbuh dewasa ia harus mendidiknya agar kelak menjadi anak yang soleh dan solehah. Mendidik dengan cinta kasih dan kesabaran yang bagai sang surya menyinari dunia.

Ketiga perkara tersebut yang menjadikan seorang ibu mempunyai tiga keutamaan daripada seorang ayah. Dan ketiga perkara tersebut tidak pernah bisa kita balas sepanjang hayat kita walaupun dengan emas permata seluruh dunia. Wallahu 'alam bi showab

*) Penulis adalah seorang anak yang berusaha berbakti kepada orangtuanya. Tinggal di Riau.
Redaktur: Siwi Tri Puji B

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/03/28/liqume-tiga-keutamaan-ibu

Allah menghendaki pinjaman dari kita?

Abu Dahdah al-Anshari r.a. bertanya ke Rasulullah SAW, Ya Rasulullah, Benarkah Allah menghendaki pinjaman dari kita? Beliau menjawab, "Benar, wahai Abu Dahdah." lalu Abu Dahdah menjabat tangan beliau.

Selanjutnya Abu Dahdah berkata," Aku akan meminjamkan kepada Rabbku kebunku yang luas itu." Ibnu Mas'ud menjelaskan bahwa kebun milik Abu Dahdah itu di dalamnya terdapat enam ratus batang pohon kurma, demikian pula Ummu Dahdah (istrinya) dan keluarganya bermukim di situ.

Selanjutnya Ibnu Mas'ud menceritakan," Setelah itu Abu Dahdah datang memanggil istrinya, 'Ya Ummu Dahdah, Ia menjawab, "Labaik..." Abu Dahdah berkata," Pindahlah engkau kesini karena kebun ini telah kupinjamkan kepada Rabbku Yang Mahaagung, Mahamulia."

(Shalih lighairihi: HR Sa'id bin Manshur dalam Sunannya (no. 417)


"Barang siapa meminjami Allah dengan pinjaman yang baik maka Allah melipatgandakan ganti kepadanya dengan banyak." (QS. Al-Baqarah : 245)

Salafush Shalih

Salafush Shalih berarti orang-orang yang gemar melakukan sedekah. Karena dalamm harta yang mereka miliki terdapat hak orang lain dan mereka tahu bahwa harta yang mereka miliki sesungguhnya adalah harta yang telah mereka sedekahkan. (Yazid bin Abdul Qadir Jawas).

Kalimat dalam paragraf terakhir sebenarnya aku ngga begitu mudeng, maksudnya mungkin aku perlu bertanya lebih lanjut makna dari kalimat itu kepada yang lebih tahu.

Contoh paling nyatapara Salafush Shalih:

1. Rasulullah SAW, beliau adalah orang yang paling dermawan dan

2. Para Sahabat ridhwanullah 'alaihim ajma'iin dan para pengikutnya.

dia yang kaya, dia yang dhuha

Aku tak tahu, apa maksud pemilik sebuah plaza ini. Pemilik plaza ini mengnajurkan semua pegawainya untuk sholat dhuha. Tidak seperti plaza lain, di mana mushola di tempatkan dekat toilet, kecil dan bau. Di Plaza ini tidak ada mushola. Yang ada sebuah Mesjid. Di lantai paling atas berdiri mesjid nan asri. Dengan pemandangan salah sudut kota. Memasuki mesjidnya sungguh menyejukkan karena ruangan ber Ac yang menyatu dengan induknya. Rasanya ingin berlama-lama disini. Sujud membuat ingin berlama sujud karena empuknya karpet. Harum wangi ruangan mesjid membuat aku betah di sini.

Saya berpikir apa maksudnya pemilik ini menganjurkan pegawainya untuk dhuha, apakah dia telah mengetahui rahasia dhuha. Sehingga ia juga ingin pegawainya bisa menjadi orang yang kaya.

Rasanya aku juga perlu mencoba untuk melakukan dhuha secara rutin. doain aku yah.

memberi pendapat

Kadang kita lupa, memberi pendapat yang benar belum tentu menjadi baik buat orang yang mendengarnya. Seperti yang baru aku lakukan. Karena terdorong untuk membenarkan pendapat temanku yang kurang tepat, aku mencoba menjelaskan dengan semangat. aku tahu pendapatku benar, mereka tahu pendapatku benar. Tapi ada yang aku lupakan menjaga perasaan temanku. Aku menyalahkan pendapatnya yang keliru dihadapan orang lain. Sesuatu yang sebenarnya lagi aku coba untuk tidak berbuat seperti itu.

Saya lupa, saya janji untuk berhati-hati dalam memberikan pendapat. Temanku maafkan aku. Aku berpendapat tapi aku melupakan perasaan kamu. Maafkan aku yah.

menanam sedekah

menanam padi, panen padi lebih dari yang di tanam
menanam mangga, mendapat buah setiap musim
menanam bunga, semerbak harum wangi halaman
tentu saja jika kita menanam sedekah, kita akan memperoleh lebih banyak

Minggu, 27 Maret 2011

Hikmah Pagi: Menjadi Mulia Tak Perlu Menunggu Kaya

Oleh: Ratna Utami


Ini sebuah kisah nyata: ada dua orang wanita yang tinggal serumah. Keduanya selalu menyisihkan sebagian harta yang dititipkan Allah pada mereka dengan cara berinfak. Hal ini mungkin bukan sesuatu yang menarik untuk dibicarakan. Tetapi tunggu, ulama tersebut melanjutkan kisahnya.

Siapakah kedua wanita yang tinggal dalam satu atap itu? Mereka bukanlah anak dan ibu atau kakak beradik. Lalu, siapakah gerangan mereka? Keduanya tak lain adalah seorang majikan dan pembantunya.

Tanpa diketahui oleh masing-masing, sang pembantu selalu menyisihkan rezeki yang diperoleh setiap kali menerima gaji, demikian pula dengan sang majikan. Secara logika kita pastinya berfikir bahwa penghasilan sang majikan lebih besar dari sang pembantu, maka infaknya pun tentu akan lebih besar. Sang pembantu, berapalah ia mampu infakkan, apalagi harus berbagi dengan kebutuhan hidup dan biaya pendidikan anak-anaknya.

Namun, Allah mempunyai matematika lain. Dengan gaji tak seberapa plus dipotong infak, ia hidup cukup. Anak-anaknya bersekolah sampai jenjang tertinggi.

Tentu saja bagi orang beriman yang mengakui bahwa hanya Allah yang berkuasa memberi rezeki, tak kan pernah heran atau terlontar tanya seperti demikian. Karena sudah jelas tercantum firman-Nya dalam Alquran:

“Perumpamaan orang yang menginfakkan hartanya di jalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipatgandakan bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui.” (QS Al-Baqarah: 261).

“Sesungguhnya orang-orang yang bersedekah baik laki-laki maupun perempuan dan meminjamkan kepada Allah dengan pinjaman yang baik, akan dilipatgandakan (balasannya) bagi mereka, dan mereka akan mendapat pahala yang mulia.” (QS Al-Hadid: 18)

Demikianlah, Allah telah banyak menunjukkan salah satu contoh kekuasaan-Nya melalui kisah serupa. Sebagai sebuah pelajaran supaya cukuplah Allah tempat kita menyandarkan keyakinan sepenuhnya atas rezeki yang diberikan-Nya. Di samping itu kita tidak perlu merasa khawatir untuk bersedekah atau menginfakkan sebagian rezeki yang Allah titipkan tersebut karena janji Allah pastilah benar adanya. Kita pun tak perlu menunggu menjadi orang kaya untuk berbagi rezeki demi mendapatkan kemuliaan di hadapan-Nya.

“.... Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”(QS Al Hujuraat [49]:13).


http://www.republika.co.id/berita/ensiklopedia-islam/hikmah/11/03/11/168627-hikmah-pagi-menjadi-mulia-tak-perlu-menunggu-kaya

Solidaritas Antarmanusia

Oleh M Fuad Nasar MSc


Salah satu dimensi yang tidak terpisahkan dari misi profetik Muhammad Rasulullah SAW sebagai pembawa rahmat kepada seluruh alam, ialah ajaran untuk membangun solidaritas antarmanusia. Islam mengokohkan persaudaraan umat manusia sebagai keturunan Adam. Rasulullah menyatakan dalam sebuah Hadis, “Manusia itu semuanya adalah ‘iyalullah (keluarga Allah), dan yang dikasihi Allah adalah yang paling bermanfaat bagi keluarga Allah itu.” (HR Abu Ya’la).

Ajaran itulah yang melandasi tindakan amirul mukminin Umar bin Khattab ketika menemukan seorang tua jompo peminta-minta dari kalangan dzimmi, yakni non-muslim yang hidup dibawah naungan negara Islam masa itu. Khalifah Umar langsung memberi jatah bantuan biaya hidup dari Baitul Maal kepada orang itu sama seperti yang diberikan kepada penduduk miskin di antara umat Islam.

Ketika ada orang meminta pertolongan atau sedang teraniaya, seorang muslim wajib membantu tanpa memandang suku, bangsa, ataupun agamanya. Tetapi Islam sebagai agama yang sangat menghormati hak asasi manusia, tidak membenarkan tindakan membantu orang lain dikaitkan dengan misi penyebaran agama.

Solidaritas antarmanusia yang diajarkan Islam adalah solidaritas universal yang tidak bertepi. Rasulullah bersabda, “Demi Allah yang diriku dalam kuasa-Nya, kamu tidak akan masuk surga, sebelum kamu beriman. Dan kamu tidak beriman, sebelum kamu cinta mencintai dan sayang menyayangi satu sama lain.” (HR Muslim). “Tidaklah beriman orang yang merasa kenyang sepanjang malam, sedangkan tetangganya menderita kelaparan.” (HR Thabrani).

Islam mengajarkan bahwa harta milik perorangan mempunyai fungsi sosial yang saluran dan mekanismenya telah diatur dengan sebaik-baiknya dalam ketentuan syariah. Jika harta kekayaan telah dijadikan tujuan hidup seseorang atau suatu masyarakat, sesama manusia pun dengan sendirinya akan jatuh menjadi alat bagi sesamanya dan runtuhlah solidaritas kemanusiaan. Dari situlah timbul eksploitasi manusia terhadap manusia lain dengan berbagai bentuk dan cara.

Pandangan hidup materialisme, secara sadar atau tidak, mempengaruhi perilaku manusia, dimana orang lebih menghargai benda daripada hidup manusia. Hubungan antarmanusia pun menjadi longgar dan pragmatis sesuai kepentingan dan bukan karena ketulusan.

Mohammad Natsir menggambarkan tatanan kehidupan sosial yang Islami yakni, “Kehidupan bukanlah perebutan rezeki dan pengaruh, bukan tindasan yang kuat kepada yang lemah, bukan pertentangan yang kaya dengan yang miskin, tapi hidup ialah perlombaan didalam menegakkan sebanyak-banyak kebajikan, untuk manusia. Hidup ialah iman dan amal shaleh, hidup ialah jasa baik yang tidak mengenal mati dan hilang.”

Mengamati berbagai karakter dan perilaku yang muncul di tengah masyarakat belakangan ini, semakin menyadarkan kita terhadap keagungan risalah Nabi Muhammad yang tidak menjadikan persaingan hidup dan perebutan menuntut hak sebagai nafas kehidupan, tetapi mengedepankan perintah untuk berbuat baik (ihsan) dan perlombaan memenuhi kewajiban terhadap sesama. Jika setiap orang telah menunaikan kewajibannya dalam kehidupan bersama, maka semua orang pasti akan mendapatkan haknya.
Wallahu a’lam bisshawaab.

*) Penulis adalah Wakil Sekretaris Baznas.

_____________________________________________________________

Anda ingin bersedekah pengetahuan dan kebaikan? Mari berbagi hikmah dengan pembaca Republika Online. Kirim naskah Anda melalui hikmah@rol.republika.co.id. Rubrik ini adalah dari dan untuk sidang pembaca sekalian.

http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/03/24/lije4z-solidaritas-antarmanusia

Perumpamaan Amal

Oleh Fajar Kurnianto

Rasulullah bersabda, "Sesungguhnya perumpamaan orang yang melakukan amal-amal buruk (dosa) kemudian mengerjakan amal-amal baik (saleh), bagaikan seorang yang memakai perisai perang sempit sehingga membuatnya terimpit. Ketika dia mengerjakan satu amal baik, maka perisai itu terasa agak longgar sedikit. Selanjutnya ketika dia mengerjakan satu amal baik lainnya, maka perisai tersebut terasa semakin longgar, hingga orang itu meninggal dunia." (HR Ahmad dari Uqbah bin Amir).

Kewajiban manusia adalah di dalam kehidupan dunia ini adalah melakukan amal baik dan menjauhi amal buruk. Amal baik akan mengarahkan manusia ke jalan kebaikan di dunia dan di akhirat. Sementara amal buruk akan mengarahkan manusia ke jalan keburukan di dunia dan di akhirat. Allah berfirman, "… dan kerjakanlah amal yang baik (saleh). Sesungguhnya Aku Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS al-Mu'minun [23] m: 51).

Amal buruk harus dijauhi. Dan, bagi orang yang sudah melakukan amal buruk, ia harus meninggalkannya. Rasulullah memberikan perumpamaan tentang hal ini. Bahwa melakukan amal buruk (dosa) itu seperti orang yang memakai baju besi dalam perang yang makin mengimpit, membelit kuat tubuhnya. Semakin ia sering melakukan amal buruk, maka baju besi itu akan semakin mengimpit tubuhnya. Apabila orang itu melakukan amal baik setelah melakukan amal buruk, maka ia ibarat orang yang mengendurkan impitan baju besinya. Semakin banyak amal baik dilakukan, semakin longgar baju besi itu.

Apa maknanya? Pertama, buah dari amal buruk itu adalah penderitaan, kesulitan, dan kesengsaraan hidup. Baik itu di dunia, lebih-lebih di akhirat. Kedua, buah dari amal baik itu adalah kelapangan, keluasan, kemudahan, dan kebahagiaan hidup. Baik itu di dunia, lebih-lebih di akhirat. Karena itu, kunci untuk melepaskan diri dari penderitaan, kesulitan, ataupun kesengsaraan hidup itu sebenarnya sangat mudah: lakukanlah kebaikan, apa pun bentuknya, kapan pun, di manapun; dan jangan sekali-kali melakukan keburukan.

Manusia memang bukan malaikat, yang seratus persen bisa bersih dan suci dari segala dosa. Inilah, misalnya, yang disebut oleh Rasulullah sebagai fluktuasi iman, "Sesungguhnya iman itu dapat bertambah dan berkurang." (HR Muslim).

Akan tetapi, itu tidak bisa dijadikan sebagai alasan bahwa amal buruk itu hal yang wajar. Karena perintah Allah sangat tegas: kerjakanlah amal yang saleh! Tidak ada satu pun ajaran Islam yang memerintahkan untuk beramal buruk. Islam adalah cahaya yang menyingkap kegelapan, mengangkat manusia dari jurang kegelapan menuju ke alam yang benderang, melepaskan manusia dari kesulitan hidup ke kemudahan hidup. Bahagia dunia dan akhirat. Tinggal manusia yang memilih, ingin hidup dalam kegelapan, terimpit dalam kesulitan, dengan beramal buruk, atau ingin hidup dalam terang cahaya, lepas dari impitan kesulitan hidup, dengan beramal baik. Wallahu a'lam.

Redaktur: Siwi Tri Puji B
http://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/hikmah/11/03/26/lini27-perumpamaan-amal

datang dan pergi kosong

ketika kita hadir di bumi, tak sehelai benangpun kita bawa. begitu juga pas kita meninggalkan dunia ini. semuanya tidak di bawa. semuanya ditinggalkan. seberapa besar harta kita. seberapa besar jumlahnya. dunia hanya untuk dunia. tidak bisa dibawa ke akhirat.

lalu mengapa kita tidak memanfaatkan harta kita untuk kemaslahatan sesama. mengapa kita rajin mengumpulkan. mengapa kita rajin menimbun. mengapa kita rajin menumpuk. melebihi batas kebutuhan kita.

mengapa kita tidak berbagi?

pedagang koran dan pengamen

Ketika saya memberikan uang dua ribuan perak kepada pengamen, temanku berujar. "Aku lebih sreg untuk memberikannya kepada pedagang koran."

Menurutku (dalam hati) sama saja. sama saja mau kemana uang itu akan diberikan. sama-sama membutuhkan.

forward sms

Sebuah SMS baru saja nyampe berisi renungan hari ini:

"Peliharalah harta kalian dengan bersedekah, obati sakit kalian dengan bersedekah, dan tolaklah bencana dengan bersedekah."

HR. Thabrani.

Mengunjungi ibu

Karena alasan pekerjaan, karena alasa keluarga, karena alasan tempat tinggal kita yang jauh dari orang tua membuat kita sering kurang memperhatikan orang tua kita. Beberapa orang menganggap bahwa telepon cukup mewakili untuk menggantikan kewajiban kita berkunjung ke orang tua kita.

Seorang teman bercerita kepadaku bahwa ia sudah lama ngga ketemu ibunya. jarang menengok karena tempat tinggal yang dipisahkan oleh laut. sehingga hanya pada saat lebaran saja bisa nengok ibu.

aku bilang, kalau bisa pulanglah dalam waktu dekat ini, aku ceritakan pengalamanku. sepertinya dia mengerti. alhamdulillah dia hendak pulang. dia tunjukkan tiket pesawat yang dia udah beli.

alhamdulillah.

Rejeki kita bukan karena usaha kita semata

Pengalaman ini sebenarnya yang membuatku tersadar dan tersungkur akan kebesaran Allah semata. Pengalaman ini juga yang membuatku akhirnya mau bersujud di malam hari kembali setelah sekian lama aku tinggalkan. Tentu saja kejadian itu telah memukulku secara telak. dada panas. tidak bisa tidur beberapa hari. dan aku seperti anak kecil di hadapan istriku. aku terhempas. aku kehilangan.

Ketika ibuku meninggal, hari itu aku bersedih. aku telah kehilangan ibu. aku hanya berkaca. aku terdiam. aku membisu. aku tak percaya dengan apa yang kudengar. tapi aku tahu bahwa berita itu betul. karena telah sekian lama ibuku menderita sakit. dan sakitnya tidak kunjung membaik. aku tidak merawat secara maksimal karena aku berada di kota yang berbeda. aku hanya menyerahkan kepada saudara-saudaraku yang tinggal deket sama ibu. aku yakin aku juga tidak membiayai perawatan ibu secara maksimal. kadang pertimbangan untuk mencukupi kebutuhan keluarga menjadi penghalang. maafkan aku ibu.

Hari itu aku kehilangan ibu, beberapa jam kemudian aku dapat kabar bahwa usaha yang aku lakukan mengalami kerugian yang cukup material. sedihku bertambah, tapi fokusku kini terpecah. antara ngurusin kepergian ibu dan pikiranku yang melayang merambah ke usaha ku.

Suatu pukulan yang telak menghantamku pada saat yang bersamaan. Aku terdiam saja. aku tak mungkin menceritakan ini pada saudara-saudaraku. aku simpan sendiri saja.
hari itu dadaku panas dan pikiranku tak tentu arah. memikirkan dua kejadian yang bersamaan menimpaku.

Di hari ketujuh, kita mengadakan tahlilan atas tujuh hari meninggalnya ibu. persiapan kecil kami lakukan. di hari yang sama juga usahaku mengalami kerugian yang cukup material. aku terduduk. menangis.

Malam hari nya aku bersujud, bersimpuh, mohon ampun sama Allah. Ya Allah aku mengerti Ya Allah, Aku mengerti Ya Allah, Aku Mengerti Ya Allah, sambil tersedu aku mengucap itu berulang-ulang. Ampuni aku Ya Allah.

Maafkan aku Ibu, aku tak mengerti selama ini. Selama ini aku hanya memberi sedikit kepadamu walau itu sebenarnya atas upayamu. atas doamu. Allah memberikan rizki kepadaku lewat doamu.

maafkan anakmu ini, maafkan aku, maafkan aku ibu.

mobil mogok depan rumah

ketika hendak keluar rumah. jalan kaki. setelah melewati gerbang halaman. aku melihat mobil mogok di depan rumah. aku terus berjalan melewati mobil itu. tiba-tiba langkahku terhenti. bukankah ini kesempatan bagiku untuk menolong.

yah memberikan pertolongan secara tiba-tiba kepada sopir mobil itu. namun kakiku maju selangkah dengan ragu karena masuk akal dalih salah satu pikiranku aku tidak menguasai mesin mobil, bagaimana aku bisa membantunya.

tapi akhirnya aku tetap berbalik menuju ke arah mobil itu. keinginan menolong lebih besar dari kemampuanku akan mesin. setelah menyapa sang sopir. bertanya kenapa. akhirnya aku tahu ternyata sang sopir lebih tidak tahu lagi tentang mesin daripada saya.

aku minta kepada sopir untuk bergeser. aku pegang setir. sambil mencoba. menghidupkan kembali mesin. belum berhasil. aku periksa panel lampu aki tidak menyala. wah pasti ini masalah yang berkaitan dengan aki. ku cabut kunci mobil dan kumasukkan kembali. aku putar dan menyala. mungkin sistem atau kabelnya ada yang longgar, hingga menyebakan kondisi seperti ini.

aku starter belum mau nyala juga mesinnya. aku coba injek-injek pedal gas beberapa saat dan menyalakan kembali mesin eh alhamdulillah mobilnya mau hidup.

aku tersenyum ketika dia mengucapkan terima kasih. aku tahu ini bukan kemampuanku. aku sadar Allah membantuku dalam kondisi seperti itu. Terima kasih Allah.

bakhil dan kikir

Allah Ta'ala berfirman :

"Dan janganlah sekali-kali orang yang kikir dengan apa yang diberikan Allah kepada mereka dari Karunianya mengira bahwa kikir itu baik bagi mereka, padahal kikir itu buruk bagi mereka. Apa (harta) yang mereka kikirkan itu akan dikalungkan di lehernya di hari kiamat. Milik Allah lah warisan apa yang ada di langit dan di bumi. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan." (QS. Ali Imran: 180)

".... Dan orang-orang yang menyimpan emas dan perak dan tidak menginfakkannya di jalan Allah, maka berikanlah kabar gembira kepada mereka (bahwa mereka akan mendapat) adzab yang pedih, ingatlah pada hari ketika emas dan perak dipanaskan dalam neraka Jahanam, lalu dengan itu diseterika dahi, lambung, dan punggung mereka (seraya dikatakan pada mereka, 'Inilah harta bendamu yang kamu simpan sendiri, maka rasakanlah akibat dari apa yang kamu simpan itu." (QS. At-Taubah : 34-35)

olah raga pagi

Ya Allah, sebagai bentuk syukurku pada Mu. aku berolah raga. melakukan senam. bersama-sama orang sekitar kami ikuti instruktur senam. Keringat bercucuran. Badan terasa enak. kan kujaga tubuh yang kau titipkan padaku. tapi tetap saja Ya Allah aku memohon Engkau Ridho untuk tetap melimpahkan kesehatan tubuhku.

aku pakasakan diriku bangun pagi, singkirkan kantuk sehabis subuh yang masih menggelayuti. demi rasa syukurku pada Mu. Aku melihat tubuh ku riang dengan apa yang aku lakukan. Thanks Ya Allah.

Doa ku

Ya Allah, ampunilah dosaku
Ya Allah, ampunilah dosa keluargaku
Ya Allah, ampunilah dosa orang tuaku
Ya Allah, jadikan surga tempat tinggal akhir ibuku
Ya Allah, lapangkan kubur ibuku
Ya Allah, aku mohon pada Mu dengan penuh kesungguhan
Ya Allah, ampunilah seleruh umat muslim
Ya Allah, ampunilah seluruh umat manusia di muka bumi ini

Ya Allah, terimkasih atas rizki Mu yang kau berikan padaku
Atas rizki yang Kau berikan pada keluargaku
atas rizki yang Kau berikan pada pada keluargaku
atas rizki yang Kau berikan kepada seluruh umat muslim
atas rizki yang Kau limpahkan kepada seluruh umat manusia di muka bumi ini

Ya Allah, hanya kepadamu aku menyembah dan memohon pertolongan

Ya Allah, terima kasih atas kesehatan tubuh yang kau berikan
Ya Allah aku akan menjaganya
terima kasih atas, penglihatanku
atas pendengaranku
atas penciumanku
atas sistem syarafku
atas lancarnya peredaran darahku
atas kesehatan yang menyeluruh dari ujung rambut hingga ujung kaki
atas kulitku
atas sistem pernafasanku
atas sistem pencernaanku
atas tulang-tulangku
atas sistem ototku
Ya Allah terima kasih, Thanks Ya Allah.
atas semua bagian tubuhku yang sehat.

Thanks for everything You give to me. for everything ya Allah.
Just only You I hope.

Ya Allah tunjukilah terus jalan Mu
Hingga aku bisa menghadapi kehidupan dunia ini dengan baik.

Tumbuhkan dan jagala imanku, Ya Allah..

Ya Allah Jadikan aku bagian dari orang-orang yang suka berderma, berinfak dan bersedekah. Ya Allah, please.

I know Your Word is true
I Know Your Promise is Right.

Amin.

menolong dan melegakan

sebuah kunci mobil terjatuh. ditemukan oleh orang yang tepat. dicarinya mobil dengan cara menekan remote control. itu terjadi di suatu pagi di hari minggu di pelataran parkir stadion. sang pemilik tak berasa telah menjatuhkan kunci mobilnya.

Sebuah mobil akhirnya berbunyi ketika remote tertekan. sebuah honda crv keluaran baru. penemu kunci menunggu sang pemilik datang ke mobil. dan pada akhirnya pemilik merasa senang atas pertolongan itu.

sebuah kata terima kasih. dan senyum bahagia dan lega terpancar dari sang pemilik mobil. aku pun ikut lega melihatnya.

engkau orang baik. telah memberikan pertolongan kpd pemilik mobil.

Tetap sedekah, meskipun ragu terhadap penerimanya

Rasulullah SAW, pernah bercerita dalam sabdanya :

“Seorang laki-laki berkata, ‘Sungguh aku akan bersedekah dengan satu sedekah.’ Lalu ia keluar dengan membawa sedekahnya lalu ia meletakkannya pada tangan pencuri. Pada pagi harinya orang berkata, ‘Ada pencuri yang diberi sedekah.’ Lalu ia berkata,’Ya Allah, segala puji bagi Mu.

Sungguh, aku akan bersedekah dengan satu sedekah lagi.’ Lalu ia keluar dengan sedekahnya lalu meletakkannya ke tangan wanita pezina. Pagi harinya orang-orang berkata, ‘Semalam ada wanita pezina diberikan sedekah.’ Maka ia berkata, ‘Ya Allah, segala puji bagi-Mu atas wanita pezina itu.

Sungguh , aku akan bersedekah dengan satu sedekah lagi.’ Lalu ia keluar dengan sedekahnya lalu ia meletakkannya di tangan orang kaya. Pagi harinya orang-orang berkata, ‘Semalam ada orang kaya yang diberikan sedekah. ‘Maka ia berkata, Ya Allah, segala puji atas pencuri, atas wanita pezina, dan atas orang kaya itu.

Maka laki-laki itu didatangkan pada hari kiamat dan dikatakan kepadanya,’ Adapun sedekahmu kepada pencuri, maka mudah-mudahan dengan sedekah itu ia menjaga kehormatannya dari perbuatan mencurinya. Adapun wanita pezina itu, maka mudah-mudahan dengan sedekah itu ia mau menjaga kehormatannya dari zina. Sementara orang kaya itu, mudah-mudahan dengan sedekah itu, ia dapat mengambil pelajaran sehingga ia berinfak dari sebagian rezeki yang Allah berikan kepadanya.”

Shahih : HR. Al-Bukhari (no. 1421) dan Muslim (no.1022)